Senin, 21 Februari 2011

Master Tabel

No. Pendokumentasian Askep Kelelahan
1 1 1
2 1 0
3 1 1
4 1 1
5 1 0
6 0 1
7 0 0
8 1 0
9 1 0
10 1 1
11 1 1
12 1 0
13 0 0
14 0 0
15 1 1
16 0 0
17 1 0
dst dst dst






Keterangan 

Pendokumentasian

1: Melakukan atau Ya

0: tidak melakukan




kelelahan

1: tidak lelah

0: lelah



jadi kalau datanya 1 dengan 1 artinya pendokumentasiannya Ya dan kelelahannya tidak lelah

Jumat, 11 Februari 2011

Hubungan antara olah raga dengan Dismenorhea

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
              Menstruasi merupakan proses fisiologis yang dimulai pada masa remaja dan dapat terjadi berbagai gejala sebelum atau selama masa menstruasi.  Meskipun merupakan proses fisiologis, banyak remaja kurang atau bahkan tidak memiliki pengetahuan mengenai menstruasi yang normal maupun yang abnormal, dan kebanyakan informasi yang mereka terima merupakan informasi yang didapatkan dari ibu ataupun dari teman (Talatu dan Egbunu, 2007). 
             Nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya (French, 2005). Menurut French (2005), prevalensi dismenore tertinggi terjadi pada gadis remaja, dengan perkiraan 20-90% tergantung dari metode pengukuran yang digunakan. Sekitar15% gadis remaja dilaporkan mengalami dismenore berat dan merupakan penyebab tertinggi para gadis remaja tdak hadir di sekolahnya di Amerika Serikat. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada wanita Swedia ditemukan prevalensi dismenore pada wanita usia 19 tahun adalah 90% dan 67% pada wanita usia 24 tahun (French, 2005). Sepuluh persen dari wanita usia 24 tahun tersebut melaporkan adanya nyeri yang mengganggu
kegiatan sehari-hari (French, 2005). Menurut Bambang Widjanarko (2006), dismenore terjadi pada lebih dari setengah wanita usia reproduksi dengan prevalensi beragam. Sebuah penelitian terhadap 113 pasien praktek dokter pribadi menunjukkan angka prevalensi sekitar 29-44%. Kebanyakan remaja mengobati diri sendiri dengan obat yang dijual bebas dan hanya beberapa yang berkonsultasi dengan dokter mengenai dismenore yang dialami.  
1.2. Rumusan Masalah
           Tingginya angka prevalensi dan morbiditas dari dismenore kurang mendapat perhatian dari dunia medis. Hal ini dikarenakan banyak wanita yang dikondisikan untuk menerima rasa sakit itu sebagai sesuatu yang normal, bersifat psikis walaupun hal tersebut menghambat aktivitas mereka sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup wanita. Maka berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana hubungan antara olahraga dengan dismenore?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
            Untuk mencari hubungan antara olah raga dengan dismenore olahraga pada remaja usia16-18 tahun di SMA.  
1.3.2. Tujuan Khusus
  Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui prevalensi dismenore pada remaja usia 16-18 tahun di SMA 
  2. Mengetahui prevalensi dismenore pada remaja dengan riwayat keluarga dismenore pada remaja usia 16-18 tahun di SMA
 1.4. Manfaat Penelitian
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
  1. Masyarakat terutama golongan remaja dan dewasa mendapat informasi mengenai dismenore.  
  2. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis bagi peneliti. 
  3. Dapat meningkatkan wawasan peneliti mengenai faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan dismenore. 

Senin, 07 Februari 2011

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL, PENGHARGAAN, DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS


ABSTRAK

        Kepuasan kerja menjadi masalah yang penting sebab memiliki manfaat yang besar bagi kepentingan individu, organisasi/Puskesmas dan masyarakat oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan  faktor sosial (hubungan terhadap atasan dan interaksi sesama pegawai), faktor penghargaan (insentif dan pelatihan), kondisi fisik (lingkungan kerja).
        Penelitian ini menggunakan metode rancangan penelitian Deskriptif Analitik dengan desain study Cros Sectional Study. Pada Puskesmas dengan jumlah sampel 43 orang.Teknik pengambilan sampel di lakukan secara total sampling.
        Hasil analisis dengan menggunakan Chi-Square dengan ά = 0,05 yakni terdapat hubungan antara interaksi sesama pegawai P = 0,023, insentif dan pelatihan  P = 0.045 terhadap kepuasan kerja pegawai di Puskesmas, sedangkan hubungan terhadap atasan dan lingkungan fisik  tidak memiliki hubungan. Dari analisis disarankan bagi pihak pimpinan/manajer Puskesmas untuk mempunai hubungan dengan pegawai dan menciptakan suasana kerja yang dapat mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif.

Kata kunci : Kepuasan kerja pegawai Puskesmas , faktor sosial (hubungan terhadap atasan dan interaksi sesama pegawai), faktor penghargaan (insentif dan pelatihan), faktof kondisifisik (kondisi fisik lingkungan kerja).    

FACTORS RELATED TO THE FAITHFUL OF PREGNANCY MOTHER IN CONSUMING THE IRON TABLET


ABSTRACT


The unfaithfuly  become the cause  of  anemia handling failure. This unfaithfuly  arises  caused by   the unconsciousness of pregnancy  mother  where during the pregnancy  time, they needs of iron tablet. This  research aiming to know  some factors related with  faithful  of  pregnancy mother  in consuming the iron tablet.
The type of this research was descriptive analytic  with  cross sectional study with the aim to see some factors influencing  the obedience  of pregnancy  mother  in consuming  the iron tablet  at the hospital. The subject of the research  and  the measurement  of character status  or  subject of variable  were measured  based on  the condition or its status  simultaneously in one time  in the representative sample  or giving the  chance  for the research to conduct the descriptive analysis  from the  researched  variable  by using  Chi-Square  statistic test with the significancy level  0.05.
The  results of research showed that there was a relationship  between  pregnancy mother  and the obedience  of  pregnancy mother in consuming  the iron tablet. There was also relationship  between  the pregnancy mother  with  the obedience of pregnancy mother  in consuming  the iron tablet at the hospital. Therefore, it can be concluded that there were a relationship  between the variable of knowledge, motivation, role, family and heath service  with the obedience of mother in consuming the iron tablet.


Key words :  Knowledge, motivation, role, family, health service and  the   obedience of  pregnancy mother

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK


ABSTRAK

           Kontrasepsi suntik adalah obat pencegahan kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler), dibokong yang dalam atau pada pangkal lengan. Metode kontrasepsi suntik telah menjadi bagian gerakan KB  nasional serta peminatnya makin bertambah karena cara kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan aman.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah penelitian dengan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study, di mana variabel independen dan dependen diteliti dalam waktu yang bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik, dengan jumlah sampel 89 responden dengan menggunakan metode penarikan sampel yaitu Nonprobabiliti Sampling dengan tehnik consecutive sampling.
 Dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α< 0,05.diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan (ρ = 0.011), efek samping   (ρ = 0,006), tingkat efektifitas (ρ = 0,005). Selanjutnya setelah dilakukan uji  regresi logistik diketahui bahwa faktor tingkat efektifitas memiliki hubungan yang paling besar dengan pemilihan kontrasepsi suntik dengan tingkat signifikan terkecil (ρ = 0,005).
           
Kata kunci : tingkat pengetahuan, efek samping, tingkat efektifitas.           

Kepustakaan: 1997 - 2006

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) REMAJA SISWI SMP


ABSTRAK


        Masa remaja merupakan masa dimana anak mengalami perubahan fisik dan psikis serta pematangan seksual. Pada remaja putri pubertas ditandai dengan menstruasi yang pertama. Pada masa terjadi menarche (awal menstruasi) itu berarti mulai terjadi pembuangan Fe tiap menjalani siklus menstruasi setiap bulan,  sehingga remaja putri lebih rentan terhadap anemia. Itulah sebabnya remaja membutuhkan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuh kekeadaan semula.
        Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik dengan desain studi Cross sectional. Yaitu untuk melihat hubungan antara faktor penyebab dan akibat dalam waktu yang bersamaan. Analisis hasil penelitian menggunakan uji statistik Chi square dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi  SMP, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 68 responden dengan menggunakan tehnik purposive sampling.
        Setelah dilakukan penelitian dengan uji korelasi diperoleh hasil bahwa lama haid (p=0,000), siklus haid (p=0,003), banyaknya darah haid (p=0,002), karena nilai p<0,05 maka ada hubungan dengan kadar hemoglobin (Hb) remaja siswi SMP. Setelah dilakukan uji regresi diketahui bahwa lama haid memiliki hubungan yang paling besar dengan kadar hemoglobin (Hb)  remaja siswi SMP dengan tingkat signifikan (p=0,009).

Kata kunci : Menstruasi, kadar hemoglobin

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI


ABSTRAK

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa, tidak seperti pada masalah kesehatan fisik, memperlihatkan masalah yang berbeda, dan muncul oleh berbagai penyebab. Salah satunya adalah halusinasi. Halusiasi  merupakan penginderaan tanpa sumber rangsangan eksternal. Penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana Dalam Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi.
Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penarikan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden. Instrumen pengumpulan data  menggunakan questioner dengan jumlah 30 pertanyaan tentang asuhan keperawatan pada pasien halusinasi untuk mengukur tingkat pengetahuan.  Analisa data menggunakan Uji Chi-Square 2 variabel, dengan tingkat kemaknaan α = 5% (0,05).
Setelah dilakukan analisa data dengan Uji Chi-Square 2 variabel ditemukan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan dengan nilai P=0,01 (a< 0,05), dan didapatkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan masa kerja dengan pengetahuan perawat pelaksana dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi.
      
 Key word : Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pengetahuan, Masa kerja.