Jumat, 11 Februari 2011

Hubungan antara olah raga dengan Dismenorhea

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
              Menstruasi merupakan proses fisiologis yang dimulai pada masa remaja dan dapat terjadi berbagai gejala sebelum atau selama masa menstruasi.  Meskipun merupakan proses fisiologis, banyak remaja kurang atau bahkan tidak memiliki pengetahuan mengenai menstruasi yang normal maupun yang abnormal, dan kebanyakan informasi yang mereka terima merupakan informasi yang didapatkan dari ibu ataupun dari teman (Talatu dan Egbunu, 2007). 
             Nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya (French, 2005). Menurut French (2005), prevalensi dismenore tertinggi terjadi pada gadis remaja, dengan perkiraan 20-90% tergantung dari metode pengukuran yang digunakan. Sekitar15% gadis remaja dilaporkan mengalami dismenore berat dan merupakan penyebab tertinggi para gadis remaja tdak hadir di sekolahnya di Amerika Serikat. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada wanita Swedia ditemukan prevalensi dismenore pada wanita usia 19 tahun adalah 90% dan 67% pada wanita usia 24 tahun (French, 2005). Sepuluh persen dari wanita usia 24 tahun tersebut melaporkan adanya nyeri yang mengganggu
kegiatan sehari-hari (French, 2005). Menurut Bambang Widjanarko (2006), dismenore terjadi pada lebih dari setengah wanita usia reproduksi dengan prevalensi beragam. Sebuah penelitian terhadap 113 pasien praktek dokter pribadi menunjukkan angka prevalensi sekitar 29-44%. Kebanyakan remaja mengobati diri sendiri dengan obat yang dijual bebas dan hanya beberapa yang berkonsultasi dengan dokter mengenai dismenore yang dialami.  
1.2. Rumusan Masalah
           Tingginya angka prevalensi dan morbiditas dari dismenore kurang mendapat perhatian dari dunia medis. Hal ini dikarenakan banyak wanita yang dikondisikan untuk menerima rasa sakit itu sebagai sesuatu yang normal, bersifat psikis walaupun hal tersebut menghambat aktivitas mereka sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup wanita. Maka berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana hubungan antara olahraga dengan dismenore?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
            Untuk mencari hubungan antara olah raga dengan dismenore olahraga pada remaja usia16-18 tahun di SMA.  
1.3.2. Tujuan Khusus
  Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui prevalensi dismenore pada remaja usia 16-18 tahun di SMA 
  2. Mengetahui prevalensi dismenore pada remaja dengan riwayat keluarga dismenore pada remaja usia 16-18 tahun di SMA
 1.4. Manfaat Penelitian
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
  1. Masyarakat terutama golongan remaja dan dewasa mendapat informasi mengenai dismenore.  
  2. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis bagi peneliti. 
  3. Dapat meningkatkan wawasan peneliti mengenai faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan dismenore. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar