Minggu, 06 Februari 2011

hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi esensial

BA
 HULUAN

A.   Latar Belakang

Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia sehat 2010. 9 diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan berprilaku hidup yang sehat. Indonesia sehat 2010 dimaksudkan juga untuk mendorong agar masyarakat dapat menjakau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata guna mencapai derajat kesehatan yang optimal. Agar berhasil mencapai pembangunan kesehatan ini, maka departemen kesehatan berusaha untuk menigkatkan mutu pelayanan dalam berbagai upaya kesehatan, antara lain pelayanan medik dan pelayanan keperawatan dalam mencegah penyebaran infeksi. 9 
Namun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan, dengan Berkembangnya pembangunan disegala bidang ternyata tidak saja berdampak positif akan tetapi juga dapat membawa dampak negative terhadap kehidupan. Di banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat dengan sejalan dengan perubahan gaya hidup tradisional ke gaya hidup modern yang merugikan kesehatan antara lain mengkomsumsi banyak makanan  yang mengandung tinggi kalori, garam, obesitas (kegemukan), kurang aktifitas jasmani (olahraga), merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya (Khususnya lemak jenuh) dan kolesterol, merokok, dan perilaku yang cenderung menyebabkan stress psikososial juga merupakan  gaya hidup   yang merugikan kesehatan.  3
 Di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi  dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya.13,19 Pengendalian hipertensi merupakan sebuah proses yang rumit  dan multidimensi. Pengendalian tersebut Baik pada tingkat populasi  maupun perorangan, Pada tingkat populasi, perubahan Gaya hidup dengan menerapkan kerjasama antar sektor, melakukan pendekatan multidisiplin, dan melibatkan masyarakat. Sedangkan pada tingkat perorangan dengan menggunakan metode non farmakologi dan farmakologi. 
 Menurut J Pudji Rahardjo (2006), 24 Hipertensi dikenal sebagai silent killer, terbukti sering muncul tanpa gejala, berarti gejala bukan merupakan tanda untuk diagnostik dini. Hipertensi ringan justru sebagian besar jumlahnya dibandingkan stadium berat, dan harus diwaspadai karena ternyata sebagian besar menyebabkan kematian dibandingkan kanker. Meski terapi ringan akan banyak mengurangi risiko komplikasi kardiovaskuler, termasuk kematian dini. 
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial (95%kasus hipertansi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder (5%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan ginjal 6,16. Menurut WHO/ 15th 1995 JNC VII Report 2003, Diagnosis hipertensi ditegakkan apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90 mmHg pada 2 X pengukuran dalam waktu yang berbeda. 11,17
Menurut Bakris L George. (2004),7 Hipertensi esensial diduga mempunyai etiologi multifaktor, dan belum ditemukan adanya satu mekanisme sentral sebagai penyebabnya.  Penelitian epidemologik telah menunjukkan bahwa individu dengan faktor-faktor risiko tertentu dapat menderita hipertensi. Predisposisi genetik, misalnya, kalau kedua orang tua hipertensi, kemungkinan hipertensi terjadi adalah 45%. Diabetes mellitus. insiden hipertensi esensial meningkat sesuai dengan usia, pria mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada wanita; diantara orang lanjut usia, hal sebaliknya yang terjadi.  Orang berkulit hitam dan hispanik mempunyai insiden hipertensi lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang kulit putih. 18                                       
        Hubungan antara gaya hidup dengan mekanisme timbulnya hipertensi khususnya hipertensi esensial belum diketahui secara pasti, Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi, disamping ada faktor lain yang berpengaruh yaitu hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis. Obesitas atau kegemukan yang berkaitan dengan kebiasaan mengkomsumsi lemak tinggi khususnya lemak jenuh juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. 30         Alkohol berkontribusi terhadap hipertensi jika diminum sedikitnya 2 kali perhari maka tekanan darahnya akan naik, dan orang normotensi yang kurang berolahraga mempunyai resiko 20 – 50% lebih besar untuk terkena hipertensi jika dibandingkan dengan orang yang lebih aktif dan bugar.         Oleh karena penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting. 19     
Menurut DTD 50 peringkat utama kematian di RS indonesia tahun 2004, 4 hipertensi menduduki peringkat ke 17 sebagai penyebab kematian dari 145 penderita Hipertensi esensial (primer) tercatat 1.510% jumlah kematian. Dari 10 penyakit terbanyak RJ RSUD DR SOEDARSO TH 2005 hipertensi esensial (primer) menduduki peringkat pertama  dengan jumlah responden 6.441  dari 110.995 kunjungan.
         Pada tahun 2005 Menurut data Medikal Record, 10 penyakit terbanyak rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar,15 hipertensi esensial (primer) menduduki peringkat kesembilan dengan jumlah pasien 294 (1,75%) dari jumlah pasien selama setahun yaitu 12.691 orang. Dan pada tahun 2006  jumlah pasien Hipertensi esensial yang rawat jalan mengalami peningkatan  dari 2797 orang ( pada tahun 2005) menjadi 5701 orang. 
Data diatas memberikan gambaran bahwa masalah hipertensi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang baik, mengingat prevalensinya yang tinggi dan komplikasi yang cukup barat. Agar mendapatkan gambaran yang lebih tepat  maka diperlukan penelitian epidemiologi untuk mengetahui sejauh mana faktor gaya hidup dapat menimbulkan penyakit hipertensi dan faktor mana dari gaya hidup tersebut yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi esensial.    

B.   Rumusan Masalah

        Berdasarkan uraian diatas  peneliti merumuskan masalah dengan pertanyaan sebagai berikut;
1.    Apakah ada hubungan  kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
2.    Apakah ada hubungan  kebiasaan minum alkohol dengan kejadian responden hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
3.    Apakah ada hubungan komsumsi natrium tinggi dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
4.    Apakah ada hubungan komsumsi lemak tinggi dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
5.    Apakah ada hubungan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian  Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
6.    Apakah ada hubungan stress dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
7.    Faktor manakah dari gaya hidup tersebut yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi esensial.

C.   Tujuan Penelitan

1.    Tujuan umum
        Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang  Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.

2.    Tujuan khusus
a.     Untuk mengetahui hubungan  kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
b.     Untuk mengetahui hubungan  kebiasaan minum alkohol dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
c.     Untuk mengetahui hubungan komsumsi natrium tinggi dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
d.     Untuk mengetahui hubungan  kebiasaan komsumsi lemak tinggi dengan kejadian responden hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
e.     Untuk mengetahui hubungan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian  Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
f.      Untuk mengetahui hubungan stress dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
g.     Untuk mengetahui faktor mana dari gaya hidup yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi esensial.

D.   Manfaat Penelitian

1.    Bagi Institusi pendidikan
        Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi esensial di Ruang Rawat Inap Bagian penyakit dalam di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
2.    Bagi institusi pelayanan kesehatan
        Sebagai masukan yang bermakna dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien hipertensi dengan melakukan pencegahan melalui gaya hidup yang sehat selain terapi farmakologis.
3.    Bagi tenaga kesehatan
        Menambah wawasan tenaga kesehatan tentang hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di Ruang Rawat Inap  di BPRSUD Labuang Baji Makassar.
4.    Bagi peneliti
        Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti yang merupakan pemula dalam melakukan penelitian, terutama mengenai hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi yang rawat inap di BPRSUD Labuang Baji Makassar.

1 komentar: